13.4.11

Tale of a Stranger

Peluh menetes di dahinya, namun tak pernah menghentikan langkahnya. Walau kaki terasa seakan tak memiliki tenaga lagi, rasa sakit yang amat sangat, tak lagi dihiraukannya. Dia bukanlah siapa-siapa, hanya pengembara yang berkelana. Menjalani hidup dengan pilihannya dan terus maju, saat kerikil-kerikil tajam menusuk kakinya, dia sadar bahwa persiapan merupakan faktor penting dalam suatu perjalanan. Selama ini yang dipikirkannya hanya terus berjalan sampai akhir, tanpa memikirkan hal lain. Dalam pemikirannya hanya ada sampai tujuan. Tak lagi penting cara dan persiapan, tak lagi menjadi masalah. Ternyata dia salah. Saat orang disekitarnya memberikan jalan yang mudah, dia menolaknya. Dia ingin melakukannya dengan caranya sendiri, dengan cara yang dia pilih. Perjalanannya memang tidak mudah, saat orang lain mencibir, memandang sebelah mata, bahkan mencemooh. Hatinya mengatakan, "akan kubuktikan pada mereka, bahwa aku bisa!"
Tapi bagai mana bisa, saat dia tidak memperhatikan kekurangan mendasar yang ada di dirinya, yaitu kedisiplinan dan tanggung jawab. 2 hal ini yang akan menjadi faktor terbesar dalam hidupnya.
Sekarang dengan kaki yang basah oleh campuran peluh dan darah, dia memiliki dilema yang bergumul dalam dirinya, apakah dia harus beristirahat sejenak dan menyembuhkan luka-lukanya, atau teruslah dia berjalan sampai akhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sudah selesai?
Coba cek posting yang lain.
Terima kasih sudah membaca blog ini.